Langit di ujung Senja

Matahari perlahan tenggelam di balik perbukitan, menyisakan warna merah keemasan di langit senja. Di sebuah desa kecil yang terletak di tepi hutan, ada seorang gadis bernama Lara. Ia tumbuh di sana, jauh dari hiruk-pikuk kota. Sejak kecil, ia selalu menikmati kedamaian yang hanya bisa ditemukan di tempat seperti ini.
Namun, ada satu hal yang membuat Lara merasa berbeda dari teman-temannya. Ia merasa seperti ada yang hilang dalam hidupnya, seolah-olah ada sesuatu yang belum ia temukan. Setiap kali senja datang, Lara merasa seperti ada panggilan yang tak terucapkan, suara yang memanggilnya menuju sesuatu yang belum ia pahami.
Suatu sore, ketika angin mulai berhembus sejuk, Lara memutuskan untuk berjalan lebih jauh ke hutan. Langkahnya teratur, meskipun suasana semakin gelap. Ia merasa seperti ada yang menunggu di sana, di ujung jalan yang tidak pernah ia coba sebelumnya.
Saat ia tiba di sebuah clearing, di tengah hutan, ia melihat seorang pria tua sedang duduk di bawah pohon besar. Wajahnya penuh keriput, namun matanya memancarkan kedalaman yang tidak bisa dijelaskan. Lara mendekat, merasa seperti ada ikatan yang aneh antara mereka.
"Apakah kau mencari sesuatu?" tanya pria itu dengan suara rendah, seolah mengenal setiap langkah yang telah dilalui Lara.
Lara terdiam sejenak. "Aku tidak tahu. Aku hanya merasa ada yang memanggilku ke sini."
Pria itu tersenyum, perlahan mengangkat tangannya dan menunjuk ke langit yang kini semakin gelap. "Terkadang, kita tidak tahu apa yang kita cari, tetapi jika kita berjalan dengan hati yang terbuka, kita akan menemukan jawaban pada waktunya."
Lara duduk di samping pria itu, mendengarkan kata-katanya yang penuh makna. Mereka berbicara lama, tentang kehidupan, tentang mimpi, dan tentang segala hal yang terasa tak terjangkau. Namun, ada satu hal yang Lara tidak bisa lupakan dari percakapan itu—bahwa setiap langkahnya menuju hutan ini adalah bagian dari perjalanan yang lebih besar, sebuah perjalanan untuk menemukan dirinya sendiri.
Saat malam mulai turun, pria itu berdiri dan berkata, "Sekarang waktunya pulang. Ingat, Lara, perjalanan ini belum berakhir. Ini baru awal."
Lara berdiri dan menatap pria itu dengan tatapan penuh rasa terima kasih. Ketika ia berbalik untuk kembali ke desa, hatinya terasa lebih ringan. Ia tahu bahwa setiap langkah yang diambilnya adalah langkah menuju penemuan diri yang lebih dalam.
Malam itu, saat ia kembali ke rumah, Lara memandang bintang-bintang yang bersinar terang di langit. Ia merasa bahwa ia tidak lagi merasa kosong, karena ia telah menemukan sesuatu yang jauh lebih penting daripada apa yang pernah ia cari.
Langkah-langkahnya selanjutnya akan membawa petualangan baru, dan ia siap untuk menghadapinya, satu langkah demi satu langkah.
- Art
- Causes
- Crafts
- Dance
- Drinks
- Film
- Fitness
- Food
- Juegos
- Gardening
- Health
- Home
- Literature
- Music
- Networking
- Other
- Party
- Religion
- Shopping
- Sports
- Theater
- Wellness