Setiap tahunnya, saat Halloween mendekat, banyak hotel di berbagai belahan dunia yang memperkenalkan diri sebagai tempat penginapan berhantu. Namun, apa sebenarnya yang mendorong orang-orang, baik yang percaya maupun skeptis, untuk memesan kamar di tempat-tempat seperti itu?

Joanna Hausmann, seorang komedian dan penulis asal Venezuela, dikenal sebagai sosok yang skeptis terhadap keberadaan hantu. Ia berpendapat bahwa setiap fenomena mistis pasti memiliki penjelasan rasional. Namun, pandangan Joanna mulai berubah setelah menginap di Hotel Biltmore, salah satu hotel yang diyakini berhantu di Miami, AS.

Pengalaman Joanna di hotel tersebut sangat mengubah cara pandangnya mengenai hal-hal gaib. Selama malam di hotel itu, ia mendengar suara aneh dari kamar sebelah dan melihat televisi serta pengering rambut menyala tanpa alasan yang jelas.

"Saya dulunya sangat meragukan semua hal berkaitan dengan hantu dan keanehan lainnya," ungkap Joanna. "Saya tidak bercanda, pengalaman di hotel itu benar-benar mengubah hidup saya. Saya merasa ada sesuatu yang lain di sana, dan ini mengubah cara pandang saya selamanya," tambahnya.

Menjelang Halloween, berbagai hotel dan destinasi wisata, seperti Hotel del Coronado di California dan The Clermont di London, kembali mengklaim bahwa mereka memiliki cerita hantu yang menarik. Mereka menargetkan pelancong yang ingin merasakan pengalaman seram saat liburan.

Namun bagi mereka yang telah mengalami situasi menyeramkan, seperti Joanna, menginap di hotel berhantu untuk mencari sensasi tampak sangat tidak logis. Badan Nasional Pelestarian Sejarah, sebuah organisasi non-profit di AS, mengakui banyak hotel bersejarah yang terkenal karena kisah mistisnya.

Katherine Orr, direktur strategi pemasaran dan komunikasi di organisasi tersebut, menjelaskan bahwa hotel-hotel dengan reputasi berhantu menarik banyak pengunjung. "Ada berbagai tipe tamu di hotel-hotel berhantu. Beberapa di antaranya adalah pencari sensasi yang tertarik pada pengalaman mistis," kata Katherine.

"Selain itu, ada tamu yang lebih fokus pada cerita mistis, karena itulah yang membuat hotel tersebut unik," lanjutnya. Menurut Katherine, bagaimana sebuah hotel mengelola reputasinya sebagai penginapan berhantu sangat terkait dengan strategi pemasaran mereka.

“Hotel perlu menemukan keseimbangan dalam menyampaikan cerita-cerita tersebut dan mengetahui audiens yang tepat,” ujarnya. "Mereka juga harus meminimalisir cerita tersebut jika mereka merasa audiens tidak akan tertarik," tambah Katherine.

Beberapa hotel, seperti Hotel Lord Baltimore di Maryland, telah mengakui ketenaran mereka sebagai tempat berhantu sepanjang tahun. Mereka bahkan mempekerjakan Vince Wilson sebagai staf yang menjalankan kegiatan pemburuan hantu dan hiburan.

Wilson melaporkan bahwa para tamu sering melihat hantu seorang anak bernama "Molly" yang bermain bola di lorong. Selain itu, ada juga yang melihat lift yang bergerak sendiri menuju lantai 19 serta pasangan hantu yang menari tanpa suara di ruang dansa.

Wilson secara rutin mengadakan tur hantu yang menjelaskan sejarah menyeramkan hotel tersebut. Ia mencatat bahwa jumlah pengunjung untuk tur ini meningkat menjelang Halloween setiap tahun. Sebaliknya, ada hotel seperti Hassayampa Inn di Prescott, Arizona, yang memilih untuk tidak mengiklankan kisah misterius mereka.

Penny Alpin, direktur penjualan dan pemasaran hotel tersebut, mengungkapkan bahwa "hantu" yang ada di hotelnya "sangat ramah", seringkali berinteraksi dengan tamu. Namun, ia hanya mempromosikan cerita itu pada saat Halloween.

“Halloween adalah satu-satunya waktu saya melakukan promosi,” kata Alpin. "Hantu bukanlah sesuatu yang ingin saya tonjolkan... mengapa harus menakut-nakuti orang?"

Lee Johnson-Lowe, direktur penjualan dan pemasaran di Hotel Lord Baltimore, berpendapat bahwa sebagian besar tamu di hotelnya adalah orang yang skeptis atau pencari sensasi. “Ada dua tipe orang yang umumnya datang ke hotel berhantu," ujarnya.

"Mereka yang mengatakan, 'Saya tidak percaya pada hantu, saya hanya butuh tempat menginap, dan tempat ini adalah hotel mewah,' dan mereka yang berkata, 'Tempat ini berhantu? Saya harus tinggal di sini!'"

Menariknya, bahkan para pemburu hantu yang menginap di hotel tersebut belum tentu yakin tentang keberadaan hantu. “Saya pernah mengunjungi banyak lokasi yang dikenal berhantu," ungkap Wilson. "Dan meski saya mengalami pengalaman aneh dan menakutkan, saya juga bisa menyimpulkan bahwa itu mungkin hanya imajinasi saya."

Terlepas dari apakah penampakan itu nyata atau tidak, wisatawan terus mencari hotel berhantu setiap musim gugur. Lee mencatat bahwa pemesanan untuk Hotel Lord Baltimore selalu meningkat menjelang Halloween. “Saya selalu bilang kepada orang-orang yang khawatir dengan lokasi tertentu dan tidak ingin bertemu hantu, bahwa tidak ada cara untuk menghindarinya, jadi lebih baik terima saja," tutup Lee.